ul#list-nav { list-style:none; margin:20px; padding:0; width:525px } ul#list-nav li { display:inline } ul#list-nav li a { text-decoration:none; padding:5px 0; width:100px; background:#FF0099; color:#eee; float:left; text-align:center; border-left:1px solid #fff; -moz-border-radius: 5px; } ul#list-nav li a:hover { background:#FF6699; color:#000 -moz-border-radius: 5px; }
Selamat datang di dunia PUTERI YANG BERDURI. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Pengembangan Kurikulum

1.      Apa yang dimaksud dengan kurikulum, hidden kurikulum dan pengembangan kurikulum? Jelaskan.
Pengertian kurikulum menurut berbagai ahli:
·         Muray Print mengungkapkan bahwa kurikulum meliputi perencanaan pengalaman belajar, program sebuah lembaga pendidikan yang diwujudkan dalam sebuah dokumen serta hasil dari implementasi dokumen yang telah disusun.
·         Skilbeck dan Harris menyatakan bahwa kurikulum bukanlah materi pelajaran yang terpisah dan harus disampaikan dan dipelajari melainkan bentuk pengalaman dan kebudayaan individu yang harus dipelihara dan dimodivikasi.

Perkembangan pengetahuan dan technologi yang sangat cepat, membawa dampak pada bebagai aspek kehidupan termasuk bergesernya fungsi sekolah sebagai suatu institusi pendididkan. Seiring dengan tumbuhnya berbagai macam kebutuhan dan tuntunan kehidupan, beban sekolah semakin berat dan kompleks. Sekolah tidak saja dituntut untuk membekali berbagai macam ilmu pengetahuan yang sangat cepat berkembang, akan tetapi juga dituntut untuk mengembangkan minat dan bakat, membentuk moral dan kepribadian bahkan dituntut bahwa anak didik dapat menguasai berbagai macam keterampilan yang dibutuhkan untuk memenuhi dunia pekerjaan.
Nah tuntutan tuntutan baru yang dibebankan masyaraat terhadap sekolah tersebut, mengakibatkan pula pergeseran makna kurikulum. Kurikulum tidak lagi dianggap sebagai mata pelajaran, akan tetapi kurikulum merupakan sebuah wadah perencanaan dan pengaturan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi, bahan pelajaran serta strategi dan cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tujuan tertentu.

·      Pengembangan Kurikulum yaitu pengembangan komponen komponen yang membentuk sistem kurikulum itu sendiri serta pengembangan komponen pembelajaran sebagai sebagai implementasi pembelajaran. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Pengembangan kurikulum secara berdiversifikasi dimaksudkan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah. Dalam menyusun pengembangan kurikulum ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan yaitu :
1)    Prinsip Relevensi
     Kurikulum merupakan rel –nya pendidikan untuk membawa siswa agar dapat hidup dengan nilai nilai yang ada di masyarakat serta membekali siswa baik dalam bidang pengetahuan, sikap maupun keterampilan.  Maka dari itu pengalaman belajar yang disusun dalam kurikulum harus releven dengan kebutuhan masyarakat.
Ada dua macam relevensi yaitu releven internal dan releven ekternal. Releven internal yaitu setiap kurikulum harus memiliki keserasian antara komponen komponennya, yaitu keserasian tujuan yang harus dicapai isi, materia tau pengalaman belajar, strategi dan metode yang digunakan serta alat penilaian yang digunakan untuk melihat ketercapaian tujuan.
Relevensi external adalah keserasian antara tujuan, isi, dn proses belajar siswa yang tercakup dalam kurikulum dengan kebutuhan dan tuntunan masyarakat.Relevensi externa lada tiga macam yaitu: a. Releven dengan lingkungan hidup peserta didik, artinya proses pengembangn dan penetapan isi harus sesuai dengan lingkungan siswa.Contohnya siswa yang hidup diperkotaan perlu diperkenalkan kehidupan di lingkungan kota seperti keramaian dan rambu rambu lalu lintas. Releven dengan perkembangan jaman, artinya isi kuriulum harus sesuai denagnsituasi dan kondisi yang sedang berkembang misalnya penggunaan alat alat technologi canggih seperti komputer dan internet. Releven dengan tuntunan dunia pekerjaan artinya yang diajarkan disekolah harus mampu memenuhi dunia kerja.
2)   Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum harus bersifat lentur dan fleksible. Artinya kurikulum itu harus bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada. Prinsip fleksible ada dua macm, pertama fleksible bagi guru, kurikulum harus memberikan ruang gerak kepada guru untuk mengembangkan program pengajarannya esuai dengan kondisi yang ada. Kedua fleksible bagi siswa, artinya kurikulum harus menyediakan berbagai program pilihan sesuai dengna bakat dan minat siswa.
3)   Prinsip Kontinus
Perlu dijaga salaing ketergantungan dan kesianmbungan anatara materi pelajaran pada berbagai jenjang pendidikan. Artinya, dalam penyusunan materi pelajaran harus dijaga agar apa yang diperlukan untuk materi pelajaran pada jejang selanjutnya telah dikuasai oleh siswa pada jenjang sebelumnya. Maka perlu adanya kerja sama antara pengembang kurikulum pada setiap tingkat jenjang pendidikan.
4)    Efektifitas
Prinsip ini berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar mengajar.Pertama efektifitas yang behubungan dengan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas mengimplementasikan kurikulum dalam kelas yang berhbungan dengna program yang telah disusun. Kedua Efektifitas kegiatan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar, hal ini dapat diukur sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan sesuai dengan jangka waktu tertentu.
5)   Efisiensi
Prinsip ini berhubungan antara tenaga, waktu suara dan biaya yang dikeluarkan dengan hasl yang diperoleh.  Kurikulum dikatakan memiliki itngkat efisiensi yang tinggi apabila engan sarana, biaya yang minimal dan waktu yang terbatas dapat memperoleh hasil yang maksimal.

·  Hidden Kurikulum yaitu: Segala sesuatu yang terjadi tanpa direncanakan terlebih dahulu yang dapat dimamfaatkan oleh guru untuk mencapai tujuan. Misalnya ketika guru akan mengajar tentang serangga (binatang insekta), tiba tiba lewat jendela kelas muncul seekor kupu kupu masuk kedalam kelas, nah kemunculan kupu kupu yang tidak direncanakan tersebut merupakn hidden kurikulum yang dapat dijadikan awal pembahasan materi pembelajaran. Dengan demikian semakin kaya guru dengan hidden kurikulum akan semakin actual proses pembelajaran.  
 
2.      Proses pembelajaran disekolah berdasarkan kurikulum, jelaskan kaitan antara kurikulum dan pembelajaran?
            Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Sebagai suatu rencana atau program, kurikulum tidak akan bermakna manakala tidak diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran. Demikian juga sebaliknya tanpa kurikulum yang jelas sebagai acuan, maka pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif.
            Kurikulum dan pembelajaran bagaikan dua sisi dari mata uang, keduanya sangat penting dan saling membutuhkan. Apa yang dideskripsikan dalam kurikulum harus memberikan petunjuk dalam proses pembelajaran didalam kelas, dan apa yang terjadi didalam kelas merupakan masukan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penyempurnaan kurikulum. Oleh karena itulah proses pembelajaran dan penyempurnaan kurikulum berada dalam satu lingkaran besar yang bergerak secara terus menerus dan tanpa ujung.
            Kurikulum merupakn rencana tertulis yang berisi tentang ide ide dan gagasan yang dirumusan oleh pengembang kurikulum. Rencana tertulis itu kemudian menjadi dokumen yang membentuk sistem yang terdiri dari komponen komponen yang saling berhubungan. Komponen yang yang membentuk sistem kurikulum selanjutnya melahirkan sistem pembelajaran atau pengajaran, dan sistem pengajaran itulah yang menjadi pedomen guru dalam pengelolaan proses belajar mengajar didalam kelas. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa tindakan itu pada dasarnya implementasi dari kurikulum, yang selanjutnya implementasi itu akan memberikan perbaikan dalam proses pemasukan perbaikan kurikulum, demikian terus menerus hingga proses pengembangn kurikulum membentuk siklus yang tanpa ujung.
            Dalam implementasinya sistem pengajaran akan dipengaruhi oleh isi pelajaran keluasan dan kedalaman materi, serta jenis mata pelajaran itu sendiri dan instrument pendukung yang semuanya itu tidak akan lepas dari sosial udaya masyarakat. Sistem pengajaran secara langsung dapat dipengaruhi oleh prilaku pengajar seperti kualitas pengajaran, waktu pengajaran, kemampuan mengajar guru, dan lain sebagainya.Dari sistem itulah selanjutnya dapat melahirkan hasil belajar siswa.
            Tetapi walaupun antara kurikulum dan pembelajran merupakn suatu sistem yang tidak bisa dipisahkan, namun dalam suatu proses pengajaran dan pembelajaran, dapat terjadi bebagai kemungkinan hubungan antara keduanya. Pater Olivia mengungkapkan kemungkinan hubungan itu kedalam beberapa model:
a)      Model Dualistik
Pada model ini, kurikulum dan pengajaran terpisah keduanya tidak bertemu, kurikulum yang seharusnya menjadi input dan menata sistem mengajar tidak tampak.
b)      Model Berkaitan
Pada model ini kurikulum dan pengajaran dianggap suatu sistem yang keduanya memiliki hubungan. Baik antara kurikulum dan pengajaran maupun sebaliknya.
c)      Model Konsentris
Pada model ini antara kurikulum dan pengajaran memiliki hubungan dengan kemungkinan kurikulum dari pengajaran atau pengajaran bagian dari kurikulum, yang satu tergantung dari yang lain.
d)      Model siklus
Pada model ini kurikulum dan pengajaran memiliki hubungan yang timbal balik, keduanya saling berpengaruh. Apa yang diputuskan dalam kurikulum akan menjadi dasar dalam proses pelaksanaan pengajaran dan Sebaliknya.
3.      Komponen-Komponen kurikulum terdiri dari tujuan, bahan ajar, strategi pendididkan Jelaskan kaitan anatara komponen komponen tersebut?
A.     Tujuan Kurikulum
                        Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang akan diberikan pada anak didik dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasioanal dapat dilihat secara jelas dalam undang undang nomer 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, bahwa: Pendidikan Nasioanal berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi pesrta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, madiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
                        Tujuan pembelajaran merupakan tujuan pedidikan yang lebih operasioanal yang hendak dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran dari setiap mata pelajaran. Pada tingkat operasioanl ini tujuan pendidikan dirumuskan lebih bersifat spesifik dan lebih menggambarkan tentang” What will the students be able to do as result of the teaching that he was unable to do before. Tujuan pendidikan tingkat operasioanl ini lebih menggambakan perubahan prilaku spesifik apa yang hendak dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran. Merujuk pada pemikiran bloom, maka perubahan prilaku tersebut meliputi perubahan dalam aspek kognitif, efektif, psikomotor. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran tingkat operasional ini akan menentukan terhadap keberhasilan tujuan pendidikan pada tingkat berikutnya.
                        Tujuan kurikulum sangat terkait erat dengna filsafat yang melandasinya.Jika kurikulum menggunakan dasar filsafat klasik, sebagai pijakan utamanya maka tujuan kurikulum lebih banyak diarahkan pada pencapaian penguasaan materi dan cenderung menekankan kepada upayaa pengembangan aspek intelektual atau aspek kognitif.Apabila kurikulum yang dikembangkan menggunakan filsafat maka rekonstuktivisme sebagai adasar utamanaya maka tujuan pendidikan banyak diarahkan pada upay apemecahan masalah sosial, sementara kurikulum yang dikembangkan dengan menggunakan filosofi tekhnologi pendidikan dan teori pendidikan, maka tujuan pendididkan lebih diarahkan pada pencapaian kompetensi.
B.     Materi Pembelajaran
                        Dalam menetukan pembelajaran atau bahan ajar tidak lepas dari filsafat dan teori pendidikan yang dikembangkan. Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa pengembagan kurikulum yang didasari filsafat klasik (parenialisme, assensialisme, eksistensilisme) penguasaan materi pembelajaran menjadai hal yang paling utama. Dalam hal ini materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk Teori,Konsep, Generalisasi, Prinsip, Prosedur, Fakta, Istilah, Contoh, Definis, Preposisi. Pembelajaran yang didasarkan pada filsafat progresif lebih memperhatiakn tentang kebutuhan minat dan kehidupan peserta didik. Materi pembelajaran yang didasrkan pada filsafat kontruktivisme, materi pembelajaran peserta didik dikemas sedemikian rupa dalam bentuk tema tema dan topic yang diangkat dari masalah sosial yang krusial, misalnya tentang ekonomi, sosial bahkan tentang alam. Materi pembelajaran yang berlandaskan pada tekhnologi pendidikan banyak yang diambil dari disiplin ilmu, tetapi telah diramu sedemikian rupa dan diambil hal hal yang esensialnya saja untuk untuk mendukung penguasaan suatu kompetensi.
                        Terlepas dari filsafat yang mendasari pengembangan materi, Nana Syaodih Sukamadinata mengetengahkan tentang sekuens susunan materi pembelajaran yaitu:
a)      Sekuens kronologis; susunan materi pembelajaran yang mengandung urutan waktu.
b)      Sekuens kausal; susunan materi pembelajaran yang mengandung hubungan sebab-akibat.
c)      Sekuens struktural; susunan materi pembelajaran yang mengandung struktur materi.
d)      Sekuens logis dan psikologis; sekuensi logis merupakan susunan materi pembelajaran dimulai dari bagian menuju pada keseluruhan, dari yang sederhana menuju kepada yang kompleks. Sedangkan sekuens psikologis sebaliknya dari keseluruhan menuju bagian-bagian, dan dari yang kompleks menuju yang sederhana. Menurut sekuens logis materi pembelajaran disusun dari nyata ke abstrak, dari benda ke teori, dari fungsi ke struktur, dari masalah bagaimana ke masalah mengapa.
e)      Sekuens spiral; susunan materi pembelajaran yang dipusatkan pada topik atau bahan tertentu yang populer dan sederhana, kemudian dikembangkan, diperdalam dan diperluas dengan bahan yang lebih kompleks.
                        Sekuens berdasarkan hierarki belajar; prosedur pembelajaran dimulai menganalisis tujuan-tujuan yang ingin dicapai, kemudian dicari suatu hierarki urutan materi pembelajaran untuk mencapai tujuan atau kompetensi tersebut. Hierarki tersebut menggambarkan urutan perilaku apa yang mula-mula harus dikuasai peserta didik, berturut-berturut sampai dengan perilaku terakhir.
C.     Strategi Pembelajaran

          Telah disampaikan diatas bahwa dilihat dari filsafat dan teori pendidikan yang melandasi pengembangan kurikulum terdapat perbedaan dalam menentukan tujuan dan materi pembelajaran, hal ini tentunya memiliki konsekuensi terhadap penentuan strategi pembelajaran yang hendak dikembangkan. Apabila yang menjadi tujuan dalam pembelajaran adalah penguasaan informasi, intelektual, dalam rangka pewarisan kebudayaan ataupun keabadiaan maka strategi yang banyak dikembangkan lebih berpusat kepada guru. Guru merupakan pusat sentral dalam proses pembelajaran dan dipandang sebagai pusat informasi dan pengtahuan. Sedangkan peserta didik hanya dianggap sebagai objek yang secara pasif menerima sejumlah informasi dari guru. Metode yang digunakan pada umumnya bersifat penyajian (ekpositorik) secara missal, seperti ceramah atau seminar, selain itu pembelajaran lebih bersifat tekstual.
          Menurut kalangan progresifme, yang seharusnya aktif dalam suatu proses pembelajaran adalah peserta didik.Peseta didik secra aktif menentukan materi dan tujuan belajarnya sesuai minat dan kebutuhannya, sekaligus menentkan bagaimana cara cara yang paling sesuai untuk memperoleh materi dan mencapai tujuan pembelajarannya. Pembelajaran yang berpusat pada peserta dididk mendapat dukungan dari dri kalangan rekonstruktivisme yang menekankan pentingnya proses pembelajaran melalui dinamika kelompok. Pembelajaran cenderung bersifat kontekstual, metode dan tekhnik pembelajaran yang digunakan tidak lagi dalam bentuk penyajiaan dari guru tetapai lebih bersifat individual, langsung, dan memamfaatkan proses dinamika kelompok, seperti pembelajaran moduler, observasi, simulasi atau role playing, diskusi, dan sejenisnya.
          Dalam hal ini guru tidak banyak melakukan intervensi, peran guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan guider. Sebagai fasilitator guru berusaha untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif bagi siswanya. Sebagai motifator, guru berupaya untuk mendorong dan menstimulasi peserta didiknya agar dapat melakukan perbuatan belajar. Sedangkan sebagai guider, guru melakukan pembimbingan dengan berusaha mengenal peserta didiknya agar dapat mengenal peserta ddiknya secara personal.
          Selanjutnya dengan munculnya pembelajaran berbasis tekhnologi yang menekankan pentingnya penguasaan kompetensi membawa implikasi tersendiri dalam penentuaan strategi pembelajaran. Meski masih bersifat penguasaan materi dalam pendekatan klasik, tetapi dalam pembelajaran tekhnologis dimungkinkan peserta didik untuk belajar secara individual dan dimungkinkan untuk pembelajaran tanpa tatap muka langsung dengan guru, seperti melalui internet atau yang lainnya. Peran guru dalam pembelajaran tekhnologis lebih cenderung pada sebagai directoe of learning, yang berupaya mengarahkan dan mengatur peserta didik untuk melakukan perbuatan belajar sesuai dengan apa yang telagh didesain sebelumnya. Dari uraian diatas, setiap strategi pembelajaran memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri.
          Terkait dengan KTSP, belakangan ini mulai konsep pembelajaran dengan istilah PAKEM, yang merupakan akronim dari pembelajaran aktif, kreatif,efektif dan menyenangkan.Oleh karena itu dalam prakteknya seorang guru seyoganya dapat mengembangkan strategi pembelajaran secara varuatif, menggunakan berbagai strategi yang emungkinkan siswa dapat melaksanakan pembelajarannya secara aktif,kreatif dan menyenangkan dengan efektifitas yang tinggi.
D.     Organisi Kurikulum
          Ragamnya pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum menyebabkan terjadinya keragaman dalam mengorganisasikan kurikulum, setidaknya terdapat enam ragam pengorganisasian kurikulum yaitu:
a)      Mata pelajaran terpiasah, kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang terpisah, yang diajarkan sendiri sendiri tanpa ada hubungannya dengan mata pelajaran lainnya. Masing masing diberikan pada waktu tertentu dan tidak mempertimbangkan minat, kebutuhan dan kemampuan pesrta didik, semua materi diberikan sama.
b)      Mata pelajran berkorelasi, sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran. Prosedr yang ditempuh adalah menyampaikan pokok pokok yang slaing berkorelasi guna memudahkan peserta didik memahami pelajaran tertentu.
c)      Bidang Study, Organisasi kurikulum yang berupa pengumpulan beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki cara cirri yang sama dan dikorelasikan dalam satu bidang pengajaran. Salah satu mata pelajaran dapat dijadikan “Core subject “ dan mata pelajaran yang lainnya dikorelasikan dengan core tersebut.
d)      Program yang berpusat pada anak, yaitu program kurikulum yang menitikberatkan pada kegiatan kegiatan peserta didik bukan pada mata pelajaran.
e)      Inti Masalah, suatu program yang beruap unit unit masalah, dimana masalah tesebut diambil dari suatu mata pelajaran tertentu, dan mata pelajaran lainnya diberikan melalui kegiatan kegiatan belajar dalam upaya memecahkan masalahnya.Mata pelajaran yang menjadi pisau analisinya diberikan secra terintegrasi.
f)       Ecletic Program, yaitu suatu program yang mencari keseimbangan antara organisasi kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan peserta didik.
            Berkenaan dengan KTSP, tampaknya lebih cenderung menggunakan pengorganisasian yang bersifat elektik, yang terbagi kedalam lima kelompok mata pelajaran, yaitu:
a)      Kelompok mata pelajaran agama da akhlak mulia
b)      Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c)      Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan tekhnologi
d)      Kelompok mata pelajaran estetika
e)      Kelompok mata pelajaran jasmai,olahraga dan kesehatan.

            Kelompok Kelompok mata pelajaran tersebut kemudian dijabarkan lagi kedalam sejumlah mata pelajaran tertentu, yang disesuaikan dengan jenjang dan jenis sekolah. Disamping itu, untuk memenuhi pelajaran muatan lokal serta untuk kepentingan penyaluran bakat dan minat peserta didik desediakan engembnagan diri.

E.      Evaluasi

                        Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapain tujuan. Dalam konteks kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan ynag telah ditetapkan telah tercapai atau belum, juga digunakan dalam umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan telah tercapai atau belum, juga digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan srtategi yang ditetapkan.Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum, dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran, keberhasilan siswa,guru dan proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan hasil evaluasi dapat dibuat keputusan kurikulum itu sendiri, pembelajaran,kesulitan dan upaya bimbingan yang diperlukan.

          Hasil Hasil evaluasi kuriulum dapat digunakan oleh para pemegang kabajikan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebajikan pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang digunakan.Hasil hasil kurikulum juga dapat digunakan oleh guru, kepala sekolah, dan para pelaksana pendidikan yang lainnya dalam memahami dan membantu perkembangan peserta didik, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat bantu pelajaran, cara penilaian dan fasiltas pendidikan lainnya. Nana syaodih mengemukakan ada tiga pendekatan dalam evaluasi kurikulum yaitu:
a)      Pendekatan penelitian
b)      Pendekatan objektif
c)      Pendekatan variasi

Ø            Dari uraian diatas, sudah jelas bahwa kurikulum mempunyai komponen komponen yang saling berhubungan sebagai satuan yang bulat untuk mencapai tujuan. Dalam komponen kurikulum ada hal yang perlu diperhatikan, yaitu: a. Tujuan yang ingin dicapai, b. materi yang perlu disiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan atau yang ingin dicapai, c. strategi pembelajaran untuk menyampaikan materi yang telah ditentukan sebelumnya, d. organisasi kurikulum e. Evaluasi kurikulum, untuk mengetahui apakah yang telah ditetapkan tercapai atau tidak.

4.      Dalam KTSP ada standar isi, standart pendidik dan standart tenaga kependidikan, jelaskan masing masing standart tersebut dan berikan contohnya.
Standar Isi
 Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:
·       kerangka dasar dan struktur kurikulum,
·       beban belajar,
·       kalender pendidikan.

SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat.
Contohnya Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
1. Kurikulum
a.       kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
b.      kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c.       kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d.      kelompok mata pelajaran estetik
e.       kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Standar Proses adalah meliputi Kegiatan tatap muka yaitu kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada masing-masing satuan pendidikan ditetapkan sebagai berikut:
• SD/MI/SDLB berlangsung selama 35 menit;
• SMP/MTs/SMPLB berlangsung selama 40 menit;
• SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK berlangsung selama 45 menit.
• Kurikulum
Standar Pendidik  adalah guru yang berpengalaman, pribahasa mengatakan ”Pengalaman adalah  guru yang terbaik”, hal ini diakui di lembaga pendidikan, kriteria guru berpengalaman, dia telah mengajar selama lebih kurang 10  tahun, maka sekarang bagi calon kepala sekolah boleh mengajukan permohonan  menjadi kepala sekolah bila telah mengajar minimal 5 tahun. Dengan demikian guru harus memahami seluk-beluk persekolahan. Strata pendidikan  bukan menjadi jaminan utama dalam keberhasilan belajar akan tetapi pengalaman  yang menentukan, umpamanya guru peka terhadap masalah, memecahkan  masalah, memilih metode yang tepat, merumuskan tujuan instruksional,  memotivasi siswa, mengelola siswa, mendapat umpan balik dalam proses  belajar mengajar. Jabatan guru adalah jabatan profesi, membutuhkan pengalaman yang panjang   sehingga kelak menjadi profesional, akan tetapi profesional guru belum terakui seperti profesional lainnya terutama dalam upah (payment), pengakuan (recognize). Sementara guru diminta memiliki pengetahuan menambah pengetahuan (knowledge esspecialy dan skill) pelayanan (service) tanggung jawab (responsbility) dan persatuan (unity) (Glend Langford,1978). Disamping berpengalaman, guru harus berwibawa. Kewibawaan merupakan syarat mutlak yang bersifat abstrak bagi guru karena guru harus berhadapan dan mengelola siswa yang berbeda latar belakang akademik dan sosial, guru merupakan sosok tokoh yang disegani bukan ditakuti oleh anak anak didiknya. Kewibawaan ada pada orang dewasa, ia tumbuh berkembang mengikuti pedewasaan, ia perlu dijaga dan dirawat, kewibawaan mudah luntur oleh perbuatan-perbuatan yang tercela pada diri sendiri masing-masing. Jabatan guru adalah jabatan profesi terhomat, tempat orang-orang bertanya, berkonsultasi, neminta pendapat, menjadi suri tauladan dan sebagainya, ia mengayomi semua lapisan masyarakat.
Contoh standart guru dalam kegiatan pembelajaran guru memegang peranan yang sangat penting, mau diapakan sisiwanya, apa yang harus dikuasai siswa dan bagaimna cara melihat keberhasilan belajar semua tergantung guru. Oleh karena itu minimal ada tiga peran utama yang dilakukan guru, yaitu guru sebagai perencana, sebagai penyampai informasi, dan guru sebagai evaluator. Sebagai perencana sebelum proses pengajaran guru harus menyiapkan berbagai hal yang diperlukan misalnya materi pelajaran apa yang harus disampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya. Sebagai penyampai informasi, misalnya guru memilih metode ceramah untuk menjelaskan materi yang telah disiapkan tadi. Sebagai evaluator, guru juga berperan dalam menentukan alat evaluasi keberhasilan pengajaran.
Standart tenaga kependidikan
     Tenaga kependidikan dalam pasal 1 butir 5 dan 6 UU. No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (UU. Sisdiknas) adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Yang termasuk dalam tenaga kependidikan adalah: kepala satuan pendidikan, pendidik, dan tenaga ependidikan lainnya seperti administrasi sekolah, admistrasi perpustakaan.
     Kepala satuan pendidikan yaitu orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk memimpin satuan pendidikan tersebut. Kepala satuan pendidikan harus mampu melaksanakan peran dan tugasnya sebagai educator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator, motivator, figure dan mediator. Istilah lain untuk kepala satuan pendidikan adalah: kepala sekolah, rektor, ketua, direktur, serta istilah lainnya. Seorang tenaga kependidikan dalam melaksanakan manajemen, termasuk manajemen pendidikan perlu seorang manajer, atu pemimpin atau administrator yang memiliki standart kualifikasi kademik sebagai berikut:
a)      memiliki pengetahuan administrator pendidikan yang melipti kegiatan mengatur siswa, kurikulum, ketenagaan, sarana prasarana, keuangan, hubungan dengan masyarakat dan kegiatan belajar mengajar.
b)      Menciptakan inovasi yang berguna untuk mengembangkan sekolah
c)      Memiliki keterampilan dalam bidang perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, dan penilaian pelaksanaan kegiatan yang ada dibawah tangggung jawabnya.
d)      Memiliki sikap memahami dan melaksanakan kebijakan yang telah digariskan oleh pimpinan, menghargai peraturan dan melaksanakannya, menghargai cara berfikir yang rasional, demokratis, dinamis, kreatif dan terbuka terhadap pembaharuan pendidikan serta bersedia menerima kritik yang membangun dan saling mempercayai sebagai dasar dalam pembagian tugas.
Contoh standart kepala sekolah, kepala sekolah harus visioner, konseptual dan analistik serta mengetahui implementasi perkembangan pendidikan untuk mewujudkan sekolah efektif dan sukses, karena keefektifan dan kesuksesan satuan pendidikan juga dipengaruhi oleh pemimpinnya. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar