Matanya
sudah rabun, matanya tak lagi seperti dulu yang bisa melihatku dengan jelas. Sekarang
kau hanya bisa melihatku dan orang orang sekitarmu dengan samar, aku sangat
faham. Bahwa hal ini tanda kau sudah
lanjut usia, dan aku tidak mampu untuk membayangkan lebih dari itu nek.
Aku
tersentak seketika ibu dan tante menelfonku dan menceritakan semua yang terjadi
padamu. Aku tidak mampu untuk membayangkan kau terbaring lemas karena penyakit
itu, aku masih sangat mengharap nek, kau masih mempunyai banyak waktu untuk kau
luangkan denganku dan yang lainnya. Kau orang paling sabar diantara semuanya.
Setelah
Ibu menutup telfonnya aku langsung teringat pada cerita masa lalu kelam, ketika
kau harus berjualan jendol keliling kampung, bahkan sampai jarak yang tak
terhingga hanya untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga, untuk membantu biaya pembangunan
sekolah dan langgar yang sekarang telah berdiri kokoh tepat didepan rumah. Aku
tahu nek penghasilan dari penjualan jendol tidak seberapa, tetapi kau tak
pernah mengeluh sedikitpun.
Kata
Ibu kau suka bekerja hingga larut malam, saat orang orang terpejam dengan
lelapnya, kau masih harus bertahan diri didekat bara api yang panas. Tapi kau
masih saja sabar walau harus tertatih kerikil waktu.
Ya Allah………………………………
Berikan yang terbaik, kelak hadiahkan surgamu untuknya
Berikan kesempatan yang lebih ya Allah agar dia masih
bisa dalam dekapan kami.
0 komentar:
Posting Komentar